Proposal Kegiatan Character Building Agama

CHARACTER BUILDING AGAMA
Toleransi antar-umat Beragama
By

Eric  Junnardo 2101628373
Jassinda Almira 2101627263
Theresa 2101658281
Archel Milka Hidayat 2101661446
Maulidya Mutiara Dhira .W 2101657820
Natanael Berniko Antonius 2101639635
Addira Defaldi Ridwan 2101648204

Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2018






BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan di dunia ini, yang namanya perbedaan tidak dapat dihindari. Salah satu perbedaan yang sering kita temukan adalah perbedaan agama. Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut oleh seseorang. Pengertian Agama secara umum suatu ajaran atau sistem yang mengatur tata cara hidup seseorang menurut ajaran Tuhan Yang Maha Esa dan hubungan kerohanian yang dijalankan. Agama mengajarkan manusia untuk selalu hidup baik dan untuk saling mengasihi, tidak pernah mengajarkan manusia untuk melakukan hal-hal yang negatif di dalam kehidupan.
Setiap negara memiliki keunikannya masing-masing, Indonesia adalah salah satu negara dengan berbagai macam keberagaman suku, ras, adat, dan agama. karena perbedaan yang ada di kehidupan kita sebagai masyarakat indonesia, bukan berarti memisahkan kita menjadi berkelompok dengan suku, agama, adat, dan ras kita masing-masing, melainkan menjadi sebuah keunikan dan keberagaman yang harus dilestarikan, dapat saling memberi bantuan untuk saling tolong-menolong serta hidup berdampingan agar tetap terjalinnya perdamaian dunia.
Pada kehidupan perkuliahan, sudah pasti mahasiswa diberikan tugas yang berkaitan dengan interaksi dengan masyarakat sekitar agar mempersiapkan kader-kader yang berkualitas tinggi. Salah satu universitas yang peduli masyarakat sekitar adalah Bina Nusantara University, kami mahasiswa jurusan Hubungan Internasional universitas Bina Nusantara, diberikan tugas yang mengharuskan kami untuk dapat berinteraksi di luar dari kampus kami. Mata kuliah tersebut adalah Character Building, dan pada semester ini kami berkesempatan untuk mempelajari mengenai toleransi agama, dalam mata kuliah Character Building agama.
Tidak jarang kita menemukan orang dalam masyarakat yang berbeda keyakinan, seperti Kristen, Islam, Katolik, Budha, Kong Hu Cu, dan Hindu. Dalam kesempatan yang berharga yang tidak akan kami sia-siakan ini, kami akan mempelajari toleransi dalam kehidupan beragama melalui berbagai perspektif yang ada pada masing-masing agama di Indonesia. Kami yakin Binus University memiliki tujuan yang jelas dalam hal ini, yaitu untuk membentuk kepribadian individu untuk dapat mentoleransi perbedaan sekaligus dalam rangka mencegah konflik-konflik yang disebabkan karena perbedaan terjadi pada mahasiswa Binus University, mengingat bahwa kita hidup dalam masyarakat yang beragam. Hal ini sangat perlu dilakukan agar generasi-generasi muda kedepannya memiliki sikap toleransi akan perbedaan yang tinggi, sehingga kesuksesan dapat lebih mudah dicapai.
Pada proses pengerjaan tugas ini, diharapkan kami mendapatkan pelajaran hidup baru dan mengembangkan sikap toleransi kami yang berguna kedepannya untuk mempermudah kami dalam hal pergaulan dan karir. Karena yang namanya perbedaan tidak benar jika dijadikan penghalang dalam kehidupan sehari-hari, melainkan saling toleransi dan menghargai perbedaan serta belajar sesuatu yang penting dari perbedaan tersebut sebagai pengetahuan yang berharga.


BAB II
DIMENSI TOLERANSI
        Toleransi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu ‘Tolerantia´ yang memiliki arti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran (Casram, 2016). Sedangkan secara terminologi Toleransi memiliki arti sebagai suatu sikap atau perilaku manusia untuk menghargai dan menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Menurut Tillman, inti dari sikap toleransi adalah saling menghargai untuk mencapai esensi perdamaian. Toleransi mungkin merupakan sikap yang paling sederhana, namun penerapannya akan membawa pengaruh yang sangat besar. Konflik yang ada pada masyarakat disebabkan oleh banyak hal, dan salah satu yang menjadi penyebabnya adalah rendahnya toleransi antar individu maupun antarkelompok.  Konflik akan terus terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang lebih mementingkan egonya dan tidak berusaha untuk memahami perasaan kelompok lain. Maka dari itu, toleransi menjadi sangat penting untuk dimiliki masyarakat untuk selalu menjaga integritasnya.
        Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman dan masyarakatnya yang multikultural memiliki permasalahan dalam menerapkan toleransi di masyarakatnya. Salah satu isu yang mendasari rendahnya toleransi di Indonesia adalah adanya pluralitas Agama, sehingga Indonesia harus meningkatkan Toleransi beragamanya. Toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau ketuhanan yang diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk meyakini dan memeluk agama (mempunyai akidah) yang dipilihnya masing-masing serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya (Casram, 2016).
        Di Indonesia, terdapat lima agama yang diakui resmi oleh pemerintah, mulai dari Islam, Hindu, Buddha, Kristen, dan Konghucu. Dari pluralitas Agama yang kita miliki, kita harus menciptakan kerukunan untuk mewujudkan kesatuan pandangan dan sikap demi melahirkan kesatuan perbuatan serta tanggung jawab sehingga tidak ada yang menyalahkan pihak lain. Kerukunan beragama yang berkaitan dengan toleransi ini salah satunya dilakukan dengan cara melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok masyarakat dengan agama mayoritas terhadap masyarakat agama minoritas, begitu juga sebaliknya.
        Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Toleransi antar umat beragama, diperlukan kontribusi para pemuka agama seperti Pasteur, Pendeta, Ulama, dan lain-lain yang memimpin organisasi keagamaan dalam kehidupan sosial masyarakat. Para pemimpin agama perlu memberikan penyuluhan, perkataan dan menunjukan sikap yang bersahabat dengan individu atau kelompok yang menganut agama lain, agar apa yang dilakukan oleh pemimpin agama ini memiliki pengaruh untuk mengubah paham masyarakat yang intoleran terhadap masyarakat agama lain.
        Untuk itu, kami dalam project ini berusaha untuk menerapkan dimensi Toleransi antar Umat Beragama dengan melakukan wawancara dengan beberapa pemimpin agama yang berasal dari agama yang berbeda yang bertemakan Toleransi Antarumat Beragama. Wawancara tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai penyuluhan dan memberi makna kepada masyarakat bahwa tidak perlu ada sikap intolerin terhadap masyarakat agama yang berbeda.

BAB III
RENCANA KEGIATAN
Pada kegiatan yang akan kami lakukan, kami akan mengunjungi lima tempat ibadah dan akan melakukan wawancara dengan pemuka agama dari masing-masing agama. Lima agama tersebut adalah Kristen, Katolik, Budha, Islam, dan Hindu. Pada saat melakukan kegiatan ini kami akan mengambil video kegiatan untuk didokumentasikan. Video-video dari masing-masing pemuka agama yang kami wawancarai, lalu akan kami satukan menjadi satu video dan ditambahkan dengan video refleksi dari diri kami masing-masing anggota dari kami. Dalam video yang akan kami putarkan di kelas kami nantinya, kami berharap video tersebut dapat memberikan dampak yang besar bagi mahasiswa/i yang ada dalam kelas kami, menyadarkan orang-orang yang ada disekitar kami betapa pentingnya toleransi terutama dalam kehidupan beragama serta meningkatkan rasa solidaritas sebagai warga negara Republik Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan dengan berbagai macam perbedaan, serta dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelaksanaan Kegiatan 5: Wawancara Tokoh Pemuka Agama Buddha

Pelaksanaan Kegiatan 2: Wawancara Tokoh Pemuka Agama Kristen