Pelaksanaan Kegiatan 1: Wawancara Tokoh Pemuka Agama Islam
Senin,
15 Oktober 2018
Berkunjung
ke Masjid Istiglal, Jakarta Pusat
Pada hari Senin,
15 Oktober 2018 sekitar pukul 11.00 WIB kelompok kami memulai project mata
kuliah Character Building: Agama dengan mewawancarai salah satu tokoh pemuka
agama Islam. Tidak semua anggota kelompok dapat hadir untuk melakukan wawancara
ini karena kami memiliki jadwal yang berbeda-beda, sehingga yang melakukan
wawancara hanya beberapa dari anggota kelompok kami yaitu Addira Defaldi
Ridwan, Jassinda Almira dan Maulidya Mutiara. Kami mengunjungi salah satu
Masjid yang terkenal di Jakarta yaitu Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Tujuan
dari adanya kunjungan kami adalah untuk melakukan wawancara dengan salah satu
imam yang sedang bertugas pada hari tersebut.
Perwakilan kelompok kami menemui Bapak Husni Ismail yang
merupakan seorang imam dan juga Koordinator dan Imam Muhadin di Masjid
Istiqlal. Bapak Husni Ismal menjelaskan tugasnya serta rekan-rekannya adalah untuk
mengimami atau mempimpin pelaksanaan shalat di Masjid Istiqlal dan juga
melayani para jama’ah untuk berbagai keperluan.
Saat menemui beliau di ruangannya, kami disambut hangat
olehnya lalu kami dipersilahkan untuk duduk. Kami semua memperkenalkan diri
masing-masing beserta asal uiversitas kami yaitu Universitas Bina Nusantara, lalu
kami menyampaikan maksud kami untuk melakukan wawancara bertema “Toleransi
Antar Agama”. Beliau dengan senang hati menerima untuk diwawancarai. Setelah
itu, salah satu teman kami Addira Defaldi dipersilahkan untuk mengajukan
beberapa pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu oleh kelompok, sementara
Jassinda Almira dan Maulidya Mutiara bertugas untuk merekam serta mengawasi
jalannya wawancara dengan baik. Dua pertanyaan yang kami ajukan adalah:
1. Menurut bapak, apa itu Toleransi? Dan
bagaimana konsep toleransi dalam ajaran Islam?
2. Bagaimana bapak menanggapi isu intoleransi
agama yang terjadi saat ini?
Inti dari
penjelasan Bapak Husni adalah pada dasarnya kita sebagai manusia memang
diciptakan berbeda oleh Tuhan, maka dari itu, sikap toleransi itu pasti, kita
tidak dapat memaksakan kehendak lainnya dan harus menghargai perbedaan itu
sendiri. Ia menjelaskan bahwa prinsip toleransi telah dituangkan dalam Tri
Kerukunan, yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama
dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Bapak Husni pun berpesan untuk
tidak saling menyalahi ajaran agama lain atas dasar surat Al-Kafirun khususnya
ayat terakhir. Beliau berkata, penyebab adanya sikap intoleran adalah kesalahan
dalam belajar agama secara sempit, sehingga menyebabkan fanatisme berlebihan.
Jadi kita sebagai manusia harus memenuhi diri kita dengan ajaran agama
masing-masing dengan baik, sehingga tidak akan terjadi sikap intoleran.
Bapak Ahmad Husni Ismail |
Komentar
Posting Komentar